Kamis, 04 Desember 2014
Pendar Rembulan
Ada yang kurindukan dari bayanganmu. Bukan sekedar suaramu, ah entalah, aku bahkan memang tak pernah mendengarnya lagi. Tidak setelah peristiwa itu terjadi. Yang aku rindu, cahaya di matamu, meski pendar namun begitu hangat menyentuhku. Lantas entah kemana, tak kutemui lagi cahaya itu. Butakah aku atau memang cahayamu yang pudar? Bahkan waktu tak sanggup menjawabnya. Waktu ini bisu. Jarum jam tidak berputar, begitu pun duniaku. Lagi-lagi aku merindukanmu. Selalu seperti ini, ya selalu. Aku sudah berusaha keras menahannya, tapi tidak sanggup lagi kupendam. Air mata ini, memaksa keluar. Dan seperti yang sudah-sudah, aku kembali menangisimu. Mendengar lagu yang kau suka sudah cukup membuatku cengeng. Sampai kapan aku akan begini? Entahlah. Kau menghentikan perputaran duniaku, kau hanya membolak balik kisah itu, tragedi itu. Ya, jamku berhenti disana. Di tanggal itu... -Bersambung-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar